Keringat Berlebih, Wanita Ini Harus Minum Air Hingga 6 Liter Setiap Hari
DokterSehat.Com– Terdapat sebagian orang yang mengalami kondisi hyperhidrosis atau mengeluarkan keringat dalam jumlah yang berlebihan. Tak hanya saat tubuh aktif bergerak atau berolahraga, terkadang keringat bisa muncul meskipun suhu udara tidak begitu panas. Hal ini pulalah yang dialami oleh gadis berusia 20 tahun dari Houston, Amerika Serikat bernama Sophie Dowyer. Hanya saja, kondisi hyperhidrosis yang ia alami jauh lebih parah sehingga memaksanya minum 6 liter air setiap hari demi mencegah dehidrasi.
Kondisi hyperhidrosis yang dialami oleh Sophie
Dilansir dari Daily Mail, Sophie menyebut bagian tubuh yang paling sering berkeringat adalah lengan, kaki, serta ketiak. Keringatnya terus bercucuran meski suhu udara sedang dingin. Bahkan, saat musim dingin tiba, kondisi hyperhidrosis yang dialaminya semakin parah karena keringat dingin yang terus keluar.
“Aku harus terus memakai pakaian hangat karena suhu udara di musim dingin yang menusuk, tapi keringat terus bercucuran dan meresap ke beberapa lapisan pakaian. Keringat ini kemudian membeku dan membuatku kedinginan. Aku sangat tidak nyaman dengan kondisi ini,” ceritanya.
Sudah mengalaminya sejak balita
Sophie ternyata sudah mengalami kondisi hyperhidrosis ini sejak usianya dua tahun. Hal ini diceritakan oleh ibunya, Heidi. Di usia yang semuda itu, kulit Sophie terlihat jauh lebih lengket dibandingkan dengan teman-temannya sehingga Heidi membawanya ke dokter. Sejak saat itulah Sophie didiagnosis terkena hyperhidrosis.
Menyebabkan masalah lainnya
Selain membuat sensasi tidak nyaman pada tubuh, Sophie juga mengalami dampak lain dari kondisi hyperhidrosis dalam tubuhnya. Ia mengalami eksim parah pada kaki. Selain itu, ia juga kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari karena gagang setir mobil selalu basah dan licin. Beberapa barangnya seperti ponsel atau komputer juga rusak akibat terkena keringatnya yang berlebihan.
“Aku seperti memiliki kekuatan super tapi yang aneh dan tak berguna. Meski awalnya bersedih, kini aku sudah berusaha untuk menerimanya,” ungkap Sophie.
Mengatasi hyperhidrosis
Pakar kesehatan menyebut kondisi hyperhidrosis ini bisa diatasi dengan menjalani beberapa jenis pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter.
Berikut adalah beberapa jenis pengobatan tersebut.
Obat-obatan
Selain antiperspirant, biasanya dokter juga memberikan semacam obat dengan kandungan aluminium klorida yang diharapkan mampu menyumbat kelenjar pemroduksi keringat. Hanya saja, obat ini berpotensi menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Selain itu, penderita hyperhidrosis juga biasanya diberi obat anti depresi mengingat kondisi kesehatan ini biasanya juga mempengaruhi kondisi mentalnya.
Alat penghambat keringat
Terdapat sejenis terapi atau alat yang menggunakan aliran listrik dan diharapkan mampu menghambat kinerja kelenjar pemroduksi keringat. Biasanya, terapi ini dilakukan sekitar 6 hingga 10 kali dengan setiap sesinya mencapai 20 atau 40 menit.
Suntikan botoks
Suntikan botoks tak hanya digunakan mereka yang ingin menjalani prosedur kecantikan saja. Suntikan ini ternyata juga bisa ditujukan untuk menghambat saraf yang berperan dalam produksi keringat. Hanya saja, dampak dari suntikan ini biasanya hanya akan bertahan selama 12 bulan saja sehingga harus diulangi lagi. Selain itu, suntikan botoks juga memiliki efek samping bagi kekuatan otot.
Operasi
Jika kondisi hyperhidrosis sudah sangat parah, terkadang operasi perlu dilakukan demi mengangkat kelenjar keringat di bagian ketiak. Selain itu, dokter juga bisa melakukan prosedur simpatektomi atau penjepitan saraf tulang belakang yang terkait dengan produksi keringat pada tangan.
Menggunakan gelombang mikro
Terdapat terapi yang menggunakan gelombang mikro yang diharapkan bisa menurunkan kinerja kelenjar keringat. Sayangnya, terapi ini juga bisa memberikan efek samping berupa tidak nyaman pada kulit.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.