7 Penyakit Kulit Saat Hamil dan Cara Mengatasi
DokterSehat.Com – Apakah Anda sedang hamil dan merasakan perubahan pada kulit? Periksalah perubahan kulit yang Anda alami karena bisa jadi hal tersebut adalah penyakit kulit saat hamil. Segera deteksi apakah Anda sedang menderita penyakit kulit saat hamil atau hanya sekedar masalah kulit wanita hamil pada umumnya.
Penyakit kulit saat hamil berbeda dengan perubahan kulit yang umum dialami oleh ibu hamil. Perubahan kulit yang biasa terjadi pada ibu hamil seperti hiperpigmentasi, melasma, stretch marks, varises, dan lainnya. Semua itu hanya berupa gangguan pada kulit ibu hamil. Sedangkan penyakit kulit saat hamil bisa Anda ketahui melalui penjelasan penting di bawah ini.
Beberapa penyakit kulit saat hamil dan cara mengatasi
Penyakit kulit saat hamil merupakan kejadian yang tidak biasa terjadi pada ibu hamil yang cenderung mengalami perubahan kulit. Meskipun bukan masalah kulit yang umum terjadi di kala hamil seperti hiperpigmentasi atau stretchmarks, penyakit kulit saat hamil di bawah ini bisa diatasi dengan baik.
Berikut ini adalah beberapa penyakit kulit saat hamil dan cara mengatasi:
1. Pruritus kehamilan
Penyakit kulit saat hamil berupa pruritus kehamilan ditandai dengan benjolan kecil yang terlihat seperti gigitan serangga. Benjolan kecil ini terasa gatal dan jumlah benjolan akan meningkat jumlahnya dari hari ke hari. Rasa gatal muncul di area perut, alat kelamin, perineum, anus, dan bisa seluruh tubuh.
Keluhan gatal pada ibu hamil yang mengalami penyakit pruritus kehamilan akan berkurang di masa akhir kehamilan dan setelah melahirkan bayi. Akan tetapi, pruritus kehamilan bisa saja muncul pada kehamilan selanjutnya. Penyebab pruritus kehamilan disebabkan oleh perubahan sistem kekebalan tubuh.
Cara mengatasi: Ibu hamil yang menderita pruritus kehamilan bisa mengatasi penyakit kulit tersebut dengan melakukan diet tinggi kalori, rendah lemak, tinggi protein, konsumsi vitamin dan obat penghilang gatal.
2. Alopesia
Alopesia adalah penyakit kulit saat hamil pada bagian kulit kepala. Alopesia biasa juga disebut botak saat hamil. Alopesia disebabkan oleh pengaruh hormon kehamilan. Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir dan membayangkann kalau Anda akan botak selamanya. Rambut Anda akan tumbuh setelah melahirkan walaupum belum bisa dipastikan.
Cara mengatasi: Ibu hamil yang menderita alopesia bisa melakukan beberapa hal sebagai penanganan Alopesoa. Berapa cara mengatasinya adalah seperti meminjat kulit kepala dengan minyak hangat, gel lidah buaya, dan beberapa masker alami.
3. Pemphigoid gestasionis/ Herpes gestasionis
Pemphigoid/ Herpes gestationis adalah penyakit kulit saat hamil yang terbilang langka. Penyakit kulit ini biasanya dimulai selama trimester kedua dan ketiga kehamilan tetapi bisa juga setelah melahirkan. Penyakit kulit herpes gestasionis ditandai dengan munculnya lepuhan yang biasa nampak di area perut dan bisa meluas hingga ke seluruh tubuh.
Penyebab penyakit pemphigoid gestasionis ini dikarenakan gangguan autoimun. Ibu hamil yang menderita herpes gestasionis memiliki peningkatan risiko kelahiran prematur atau bayi berat lahir rendah. Akan tetapi, jangan khawatir karena penyakit kulit saat hamil ini diatasi.
Cara mengatasi: Wanita hamil yang memiliki kasus pemphigoid gestasionis yang sangat ringan dapat diobati dengan krim steroid, obat antibiotik dan antihistamin. Steroid oral bisa digunakan untuk mengendalikan gelaja yang lebih parah.
4. Pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy (PUPPP)
Pruritic (Pruritis) urticarial papules and plaques of pregnancy (PUPPP) merupakan penyakit kulit saat hamil yang merupakan turunan dari pruritis kehamilan. Hampir sama seperti pruritis kehamilan, PUPPP juga ditandai dengan benjolan kecil yang gatal dan berwarna kemerahan. Akan tetapi, benjolan pada PUPPP memiliki ukuran yang lebih besar.
Benjolan ini biasanya pertama kali muncul di perut dan bisa menyebar ke paha, bokong dan payudara. Penyebab PUPPP dikarenakan oleh peregangan perut, masalah sistem organ, dan perpindahan sel janin.
Cara mengatasi: PUPPP bisa diatasi dengan mengolesi pelembap khusus bayi, krim steroid yaitu krim hidrokortison 1 persen, obat antihistamin, dan berendam dengan menggunakan oatmeal atau baking soda.
5. Kolestasis obstetri
Kolestasis obstetri merupakan salah satu jenis penyakit kulit saat hamil yang mungkin saja terjadi selama kehamilan. Gejala utama dari penyakit kolestasis obstetri adalah rasa gatal yang cukup parah di telapak kaki dan tangan tetapi tidak meninggalkan ruam.
Penyakit kulit kolestasis obstetri biasanya muncuk selama trimester ketiga kehamilan tetapi sering hilang beberapa hari setelah melahirkan. Penyakit kulit ini dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan masalah lainnya, termasuk, dalam kasus yang jarang terjadi, kematian janin.
Cara mengatasi: Cara mengatasi penyakit kulit kolestasis obstetri adalah dengan menggunakan obat anti-gatal topikal atau obat dengan kortikosteroid.
6. Urtikaria gravidarum
Penyakit kulit saat hamil yang lain adalah urtikaria gravidarum. Penyakit kulit urtikaria gravidarum ditandai dengan adanya erithema polimorf pada kulit dan memiliki rasa gatal. Apabila pada bagian yang gatal digaruk maka akan menyebabkan erupsi kulit. Penyebab penyakit kulit ini dikarenakan adanya timbunan sel janin pada kulit ibu hamil.
Cara mengatasi: Penyakit urtikaria gravidarum memang bisa hilang saat hamil tetapi untuk mengatasinya di saat hamil, Anda bisa mengonsumsi obat antihistamin dan mengolesi kream kortikosteroid.
Baca juga: Eritema Nodosum – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
7. Eritema Nodosum
Eritema nodosum merupakan salah satu jenis penyakit kulit saat hamil yang ditandai dengan adanya peradangan kulit yang terletak di bagian lapisan lemak kulit. Peradangan tersebut mengakibatkan munculnya benjolan kemerahan yang lembut tetapi memiliki rasa sakit. Benjolan ini sering ditemukan di bagian depan kaki pada bagian bawah lutut.
Penyebab penyakit kulit eritema nodosum disebabkan oleh pil KB, hormon estrogen, penyakit jamur, penyakit Behcet, penyakit radang usus (penyakit Crohn dan kolitis ulserativa), dan efek kehamilan.
Cara mengatasi: Cara mengatasi eritema nodosum adalah dengan melakukan bedrest, konsumsi obat anti-inflamasi, dan kortison, dan mengolesi krim steroid pada bagian yang gatal itu.
Sumber:
- Ide Bagus Gde Manuaba dan Ida Ayu C Manuaba. 2007. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: ECG
- Mellyna Huliana. 2001. Panduan menjalani kehamilan sehat. Jakarta: Puspa Swara.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.